TERASKATAKALTARA.COM -Pandemi Covid-19 berdampak pada pembatasan kegiatan aktivitas masyarakat. Tak hanya kesehatan dan ekonomi saja, pendidikan juga terkena imbas virus yang menular melalui droplet ini.
Pemerintah terpaksa membuat kebijakan untuk dunia pendidikan di Tanah Air, yakni menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagai upaya dalam menyelamatkan generasi penerus bangsa dari wabah yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok.
Berbagai kendala dalam PJJ ini pun muncul. Mulai dari ketersedian gawai, kuota data, hingga orang tua yang sulit mendampingi anak-anaknya dalam belajar online. Mengingat para orang tua kebanyakan bukan berlatar belakang dari seorang tenaga pendidik/guru.
Bahkan, PJJ ini juga menjadi kendala tersendiri bagi siswa berkebutuhan khusus. Salah satunya untuk siswa tunarungu. Mereka sangat sulit menerima pelajaran secara online. Apalagi pelajaran Bahasa Inggris yang membutuhkan pemahaman dan pendampingan langsung.
Selain itu, jaringan internet juga menjadi permasalahan tersendiri. Adanya gangguan hingga blank spot memicu kesulitan mereka dalam menangkap pelajaran melalui video conference. Karena video yang diterima terkadang putus-putus.
Berangkat dari kendala dalam PJJ yang dialami siswa tunarungu tersebut, para peneliti cilik yang merupakan siswa SMP Progresif Bumi Sholawat, Sidoarjo, Jawa Timur mencoba memecahkan permasalahan tersebut.
Dibimbing Ust. Muhammad Syarifuddin, S.Pd., CIAR., CPS., CPW., tiga siswa yakni Muhammad Anies Sya’roni, Syarif Hasan Billah Robbani, dan Ahmad Ghozy berhasil menciptakan Rancang Bangun Aplikasi “E-Syarat” menggunakan Design Thinking untuk Siswa Tunarungu.
Bahkan, keberhasilan mereka dalam menciptakan aplikasi E-Syarat yang merupakan media pembelajaran untuk siswa tunarungu khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris berbasis permainan, juga mengukir prestasi.
Yakni juara II Nasional, dan meraih medali perak dalam Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KOPSI) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Jumat (10/12).
Menurut siswa ini, masalah pendidikan di saat PJJ, memicu para siswa kurang bersemangat, malas mengerjakan tugas, dan prestasi belajar menurun. Apalagi siswa yang memiliki kekurangan seperti siswa tunarungu.
Dikatakan, berdasarkan hal tersebut muncullah inovasi E-Syarat. Metode yang digunakan dalam merancang aplikasi ini, yaitu design thinking, di mana metode ini berfokus dalam kebutuhan user/penggunaan saat merancangnya, sehingga aplikasi ini dapat digunakan oleh khalayak umum.
“Apliasi E-Syarat ini memiliki fitur lengkap seperti, search engine, voice, scan, pengenalan huruf, hingga permainan. Aplikasi ini mampu menerjemahkan Bahasa Inggris menjadi bahasa isyarat,” kata Muhammad Anies Sya’roni, didampingi Syarif Hasan Billah Robbani, dan Ahmad Ghozy.
Untuk diketahui, di tahun 2021 ini, SMP Progresif Bumi Sholawat juga berhasil mengharumkan nama Indonesia dikancah internasional. Pada bulan Oktober 2021 ini, siswa dari sekolah ini berhasil mengalahkan 29 negara seperti Malaysia, Jerman, Turkey, dll dalam ajang Wice World Invention Exhibition and Competition yang diselenggarakan Segi University & Colleges, Malaysia and Young Scientist Association (ISYA). Dalam ajang ini, para siswa berhasil meraih dua katagori sekaligus. Yakni Gold Medal dan Special Award. (*/dirman)